TOKOH PAHLAWAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DARI DESA CARANGSARI.
Berdasarkan yang tercatat dalam babad arya sentong I Gusti Ngurah Rai termasuk keturunan Arya Sentong, Beliau lahir dialamat Bajar Pemijian Desa Carang Sari (petang). Beliau mempunyai ayah yang bernama I Gusti Ngurah Badung sedangkan ibunya bernama I Gusti Ayu Kompyang dari perkawinan itu mereka mempunyai 3 keturunan (tiga anak) yakni I Gusti Ngurah Raka (putra pertama), I Gusti Ngurah Rai (putra dua) dan I Gusti Ngurah Anom (putra terbungsu) pada saat kecil I Gusti Ngurah Rai (pak rai) di beri julukan dengan nama I Gusti Ngurah Gubar, nama ini di hubungkan dengan adanya gempa hebat yang terjadi pada tahun 1917.
Waktu kecil beliau sangat senang dengan permainan gulat-gulatan dengan teman-temannya, setelah dewasa beliau menyenangin pencak silat. Dan sering waktunya di habiskan di areal persawahan di sekitar carang sari. Beliau bersekolah di HIS yang diselesaikan di denpasar, kemudian melanjutkan di MULO di Malang. Namun pendidikannya di malang mengalami kegagalan akibat orang tuannya meninggal dunia tahun 1935 dengan menerjunkan dirinya di tukad Ngongkong. Beliau yang berada diMalang akhirnya pulang keBali setelah orang tuanya meninggal. Di bali beliau mengembangkan seni pencak silat dan banyak mempunyaimurid dari beberapa desa di sekitar desa carang sari. Beliau juga pandai menari tarian yang beliau sukai tari Baris dan tari Janger. Di kota gianyar beliau juga mengikuti pendidikan Officier Crop Prayoda pada tahun 1938 yang diselenggarakan oleh pemerintahan kerajaan Belanda. Banyak juga teman- teman beliau ikut serta pendidikan OCP yang di selenggarakan di daerah Gianyar.
Pada tahun 1938 Pak Rai tertarik / menggaet seorang gadis yang berkelahiran dari banjar Sengguan Gianyar yang bernama Desak Putu Kari. Pada masa penjajahan Jepang, Pak Rai bertugas di Gianyar, berstatus sebagai pemimpin MBK ( Mitsui Bushan Kaisha), yaitu badan usaha milik pemerintahan Jepang . Sebagai sarana tranportasi ketika itu yakni kuda, kuda di jadikan sebagai meninjau kegiatannya. Kegiatan ini segera diketahui oleh polisi jepang dan Pak Rai pun di tangkap, polisi jepang itu menahan Pak Rai selama 17 hari, namun setelah 17 hari Pak Rai di bebaskan.
Walaupun pernah di tahan semangat nya menyala-nyala setelaProklamasi pada tahun 17 Agustus 1945. Berturut-turut yang di bentuk adalah BKR dan TKR. Sejak itulah beliau di kenal sebagai dengan julukan ‘’ Pak Rai’’.Sejak kegagalan para pejuang melakukan penyerangan terhadap tangsi-tangsi jepang, tentara jepang mulaii mengejar pemuda pejuang, sehingga banyak pemuda pejuang yang melarikan dan mengundurkan diri ke desa-desa.
Pada tanggal 19 Desember 1945 I Gusti Ngurah Rai bersama dengan temannya I Gusti Putu Wisnu, Cokorda Ngurah dan I Wayan Ledang berangkat ke Jawa untuk meminta bantuan senjata. Konon , sebelum brangkat ke Jawa beliau telah mendapat anugerah keris di Pura Pucak Bon, Badung. Awal bulan Maret tahun 1946, Pak Rai di Yogyakarta dilantik menjadi Komandan Resimen Sunda Kecil dengan pangkat sebagai Letnan Kolonel. Pasukan NICA yang mengetahui apa yang dilakukan oleh pemuda-pemuda Bali ke jawa. Kaerena itulah Selat Bali dikawal ketat. Walaupun di jaga dengan ketat, Pak Rai dapat dengan selamat mendarat di Bali pada bulan April 1946. Kemudia di susul dengan pendaratan yang di pimpin oleh Kapten Markadi. Dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman NICA, kemudian diadakan pertemuan dengan badan-badan perjuangan di Bali yang kemudian melahirkan DPRI Sunda Kecil. Kemudian diatur siasat perjuangan dengan mengosongkan front barat dan melakukan perjuangan di bagian timur. Siasat ini lebih di kenal dengan sebutan “Long March Gunung Agung”
Kapten belanda, yakni JBT Konig pernah menawarkan kepada Pak Rai untuk melakukan perundingan, namun Pak Rai menolak dengan tegas. Pada tanggal 20 November 1946 Pak Rai bersama dengan para pejuang menunjukan jiwa Ksatryanya dengan gigih sampai titik darah penghabisan melakukan perlawanan terhadap NICA. Peristiwa ini di kenal dengan sebutan “ Puputan Marga”. Yang dijadikan ahli warisnya adalah I Gusti Ngurah Sukeh. Maka di buatkanlah monument untuk mengenang jasa dari pahlawan-pahlawan kita. Salah satunya monumen yang berada di tabanan tepatnya didaerah Marga disana terdapat makam-makan para pahlawan dan di Carangsari juga terdapat Monument pahlawan I Gusti Ngurah Rai.
Gambar : Monument di Carangsari.
Sumber : Panglawanku Akar Kerakyatan
artikelnya bagus sekali, saya bisa tahu otobiografi pahlawan i gusti ngurah rai lebih detail, semangat terus......
ReplyDelete